SHUTTERSTOCK Rutin memeriksa kondisi payudara juga bisa menjadi langkah pencegahan kanker payudara. Artikel Terkait: Implan Payudara Berisiko Kanker? 5 Cara Hindari Kanker Payudara Mitos Seputar Kanker Payudara Dinda Nawangwulan: Survivor Kanker Payudara Tidak Sendiri 11 Tanda Risiko Kanker Payudara GramediaShop : Angel Of Life 01 GramediaShop : Buddha Sabtu, 5/2/2011 | 21:33 WIB
KOMPAS.com - Kanker payudara adalah salah satu penyakit paling mematikan yang dialami kaum perempuan. Seolah belum cukup menakutkan, kini muncul lagi fakta baru: satu dari delapan perempuan akan mengidap kanker payudara. Diperkirakan, hal ini dipicu masalah obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan usia memiliki anak yang tertunda.
Para peneliti dari Cancer Research UK menekankan pentingnya kepedulian perempuan untuk lebih memerhatikan kesehatannya dengan mengurangi minum alkohol, olahraga, dan menjaga berat sehat.
"Kanker payudara juga dikaitkan dengan riwayat reproduktif perempuan," kata Dr Kat Arney, dari Cancer Research UK. "Kalau perempuan mempunyai anak lebih awal, risikonya akan berkurang."
Pembentukan kanker payudara, menurut para peneliti, juga dipicu oleh hormon seks oesterogen, yang menurun selama kehamilan. Karena itu, perempuan yang menunda (atau terpaksa tertunda) memiliki anak akan terpapar oestrogen dalam proporsi yang lebih tinggi, dan dengan sendirinya akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Terapi sulih hormon, yang digunakan oleh jutaan perempuan setiap tahun untuk melawan gejala-gejala menopause, juga menjadi penyebab yang lain. Hampir separuh dari mereka yang didiagnosa dengan kanker payudara berusia antara 50 - 69 tahun.
Meskipun demikian, pakar medis ingin menekankan pula bahwa perawatan kanker payudara telah meningkat pesat dibandingkan 10 tahun lalu. "Perempuan yang mengidap kanker payudara lebih banyak, tetapi pertahanan hidup mereka juga meningkat berkat terobosan dalam kewaspadaan tentang kanker payudara, screening, dan perawatannya," kata Dr Rachel Greig, dari Breakthrough Breast Cancer.
Studi yang diadakan oleh World Cancer Research Fund pada 2009 menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen kasus kanker payudara dapat dicegah bila perempuan mengubah gaya hidupnya. "Pencegahan harus datang dari dua sumber: komitmen pada penelitian mengenai penyebab kanker payudara, dan perempuan sendiri harus membekali diri dengan informasi mengenai risiko penyakit ini," tutur Dr Greig.
Sementara itu Sara Hiom, direktur informasi kesehatan di Cancer Research UK, mengatakan bahwa lebih banyak olahraga dan mengonsumsi makanan yang kaya serat namun rendah kadar lemak jenuhnya, dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, "Yang hasilnya bisa mengurangi risiko kanker payudara."
Mengenai masalah menunda kehamilan, tentu ini tak menjadi masalah bagi perempuan yang kondisinya sehat. Tetapi bagaimana dengan perempuan yang terpaksa menunda kehamilan karena belum punya pasangan, menikah dalam usia yang sudah tak muda lagi, atau mengalami kesulitan hamil? Haruskah mereka juga disalahkan?
DIN
0 comments:
Post a Comment